Selasa, 02 Februari 2010

TAHAP-TAHAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK PRESPEKTIF BIMBINGAN DAN KONSELING

Bimbingan dan Konseling dalam pendidikan memiliki tujuan yang sangat signifikan yaitu ”Memandirikan Dan Membahagiakan” peserta didik, agar dalam kehidupan mendatang anak dapat dengan mandiri dan bertanggung jawab terhadap kehidupan yang telah menjadi konsep idup mereka, dengan demikian mereka akan dapat leluasa mengekspresikan hidup dengan penuh bertanggung jawab dan akan menuai keberhasilan yang membuat mereka dan orang yang berada disekitarnya akan ikut merasakan kebahagiaan dalam memperoleh keberhasialan. Dan ketika mengalami suatu kegagalan dengan kemandirian ia tidak mudah patah arang, ia kan menjadi orang-orang yang tegar dan realistis bahwa dalam kehidupan pasti ada kegagalan dan keberhasialan yang harus diterima dengan sepenuhnya sebagai warna dari kehidupan yang lebih indah penuh dengan wara.

Berikut muatan bimbingan dan konseling pada tahap-tahap perkembangan anak :

  1. masa bayi (infancy).

Terjaminnya rasa aman tercermin dari rasa sayang sentuhan cinta kasih, dan makanan yang baik merupakan dasar rasa kepercayaan. Rasa percaya dan tidak percaya merupakan kekuatan pesikososial yang amat fundamental bagi taraf perkembangan selanjutnya.

Bimbingan pada tahap awal ini merupakan landasan anak untuk memperoleh prinsip-prinsip yang fondamental dalam masaperkembangan selanjutnya, seperti membiasakan dengan perkataan yang penuh dengan kasih sayang dan cinta, mengawali dan mengahiri setiap perbuatan dengan do`a, mengucapkan kalimat thoyyibah sesering mungkin, dan kebiasaan orang tua/pengasuh yang baik akan memberi dampak yang luarbiasa pada perkembangan selanjutnya.

  1. masa kanak-kanak awal (early childhood).

Terjamin atau tidaknya mengembangkan self control tanpa mengurangi self esteem-nya akan menumbuhkan rasa otonom/mandiri, atau sebaliknya diliputi rasa ragu-ragu dan malu.

Pada tahap perkembangan ini bimbingan yang diberikan adalah memberi kepercayaan dan memotifasi agar pada tahap ini anak memiliki rasa percaya pada dirinya untuk dapat mandiri dalam tugas perkembangannya. Hendaknya orang tua/pengasuh/guru tidak mengeluarkan kata-kata yng bersifat menekan/melarang/menakut-nakuti.

  1. masa kanak-kanak (childhood).

Terjamin atau tidaknya kesempatan untuk berprakarsa dalam menumbuhkan inisiatif sebaliknya bila sering dilarang akan timbul rasa bersalah dan rasa dosa (guilty).

Bimbingan pada fase ini lebih mengarahka dan eksplorasi potensi anak, mengembangkan potensi untuk anak lebih bisa mandiri dan bertanggungjawab terhadap inisiatifnya. Serta mengajak bisa menerima kemungkinan-kemungkinan sebaliknya jika inisiatifnya tidak terlaksanan.

  1. masa anak-anak sekolah (school age/middle childhood).

Pada periode ini, umumnya anak dituntu untuk dapat mengerjakan atau menyelesaikan dengan baik dan sempurna. Dari hal demikian akan timbul rasa kepercayaan dan kecakapan menyelesaikan suatu tugas. Apabila suatu individu ersebut tidak mampu maka lahir bibit perasaan rendah diri (inferiority) yang akan dibawanya pada tahap perkembangan hidup selanjutnya.

Bimbingan pda tahapan ini mengarahkan anak untuk mengerjakan sesuatu tugas dengan mempertimbangkan factor yang melingkupi kehidupannya sekitarnya (seperti kesempurnaan, kindahan, rapi dll), selian membimbing dalam penyelesaian tugas dengan sempuna, juga disiapkan untuk menumbuhkan rasa toleran, legowo terhadap kritikan dari lingkungan untuk mencapai pendewasaan diri.

  1. masa remaja (adolescense).

Pada fase ini remaja dituntut untuk dapat menjawab pertanyaan tentang peran diri dan masa depanya di masyarakat. Dengan berbekal kepercayaan pada lingkungannya, kemandirian, inisiatif, percaya pada kecakapan dan kemampuannya, individu yng demikian akan mampu mengintegrasikan seluruh unsure kepribadiannya sehingga mampu menemukan jati dirinya. Sebaliknya bila gagal individu yang demikian mengalami kebingungan dan kekacauan (confusion).

Dalam fase ini dipersiapkan untuk dapak menerima permasalahan kehidupan lebih komplek sehingga anak dapat menerima pelbagai kondisi dan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi, sehingga anak dapat melihat secara luas dalam setiap permasalahan sehingga dapat menentukan pilihan hidupnya dengan bai dan bertanggungjawab serta penuh dengan kemnadirian.

0 komentar:

Posting Komentar